Pak Tono bercerita, malam sebelumnya ia harus menutup lapak rokoknya lebih awal karena hujan deras. Dengan sisa 4 bungkus rokok yang basah dan modal Rp 35.000 hasil jualan yang sepi, ia berteduh di bawah jembatan layang. "Biasanya saya cuma nonton video di YouTube kalau hujan," katanya sambil menyeruput kopi. "Tapi semalam, entah mengapa, saya membuka Mahjong Ways."

Putaran pertama hingga ketiga belas berjalan biasa. Tapi di putaran keempat belas, sesuatu yang aneh terjadi. "Layar ponsel tiba-tiba gelap sebentar, lalu muncul simbol hitam berkilau yang belum pernah saya lihat sebelumnya," kenang Pak Tono dengan mata berbinar. Tiga scatter hitam itu mendarat dengan sempurna, diikuti suara gemerincing yang membuat jantungnya berdebar kencang.

Yang terjadi selanjutnya seperti mimpi. Lima belas putaran gratis dengan multiplier yang terus melonjak: dari x20, ke x45, hingga akhirnya berhenti di x77. "Saya sampai harus memegangi tembok jembatan karena tangan gemetaran," tuturnya. Ketika animasi berakhir, angka Rp 77.717.717 terpampang jelas di layar ponselnya yang sudah penuh goresan.

Kebingungan dan Keputusan Pertama

"Saya pikir ini salah tampil atau ponsel saya rusak," akunya. Dengan hati berdebar, ia mencoba withdraw Rp 1 juta terlebih dahulu. "Tak sampai 5 menit, notifikasi dari bank datang. Baru saya berani tarik semuanya." Proses itu menghabiskan waktu 20 menit di bawah jembatan yang masih basah oleh hujan.

Pulang ke rumah kontrakan, Pak Tono tidak langsung memberitahu istrinya. "Saya simpan dulu, takut istri kaget dan tidak percaya," ujarnya. Malam itu ia tidak bisa tidur, bolak-balik memandangi saldo di aplikasi banking. "Baru paginya saya beri tahu, dan kami berdua menangis berpelukan."

Keputusan pertama mereka adalah membayar utang 6 bulan kontrakan dan membeli obat untuk anak bungsu yang sedang sakit. "Selama ini saya harus memilih antara beli obat atau bayar kontrakan. Sekarang tidak perlu lagi," ucapnya dengan suara bergetar.

"Selama ini saya hanya jual rokok di pinggir jalan, tak pernah menyangka bisa merasakan uang sebanyak ini." — Pak Tono, sambil memandangi para mahasiswa yang lalu lalang.

Reaksi Warung Kopi yang Berubah Menjadi Pesta Kecil

Begitu cerita Pak Tono selesai, suasana warung kopi berubah menjadi riuh rendah. Ada yang bertepuk tangan, ada yang mengangkat gelas kopi untuk bersulang, ada yang meminta tolong dibelikan rokok. "Tono, traktir dong!" seru seorang bapak setengah baya. Dengan senang hati, Pak Tono membayari semua kopi yang ada di warung dan membagikan rokok pada yang biasa membeli darinya.

Mbok Darmi, pemilik warung, sampai harus mengusap air mata. "Tono ini orangnya jujur. Dulu pernah ada pelanggan yang kasih uang lebih, dia kembalikan. Pantas dapat rezeki nomplok," katanya. Bahkan para ojek online yang biasa nongkrong ikut mendengarkan cerita dengan penuh minat.

Yang paling mengharukan, seorang mahasiswa yang sedang nugas datang menghampiri. "Pak, boleh minta tipsnya?" tanyanya polos. Pak Tono hanya tersenyum bijak. "Yang penting jujur dan sabar, Nak. Saya aja cuma modal recehan."

Perubahan Hidup yang Tak Terbangkan

Pak Tono berencana menggunakan uangnya dengan bijak. Pertama, ia akan membeli gerobak rokok yang lebih bagus dengan payung besar. "Agar tidak kehujanan lagi," candanya. Kedua, ia akan menyekolahkan anaknya sampai kuliah. "Anak saya yang sulung pintar, tapi selama ini tidak bisa kuliah karena tidak ada biaya."

Ketiga, dan ini yang paling membuat terharu, ia ingin membantu anak jalanan yang biasa ia lihat di dekat lapaknya. "Mereka seharusnya sekolah, bukan mengemis," ujarnya dengan nada serius. Bahkan ia berencana membuka warung kopi kecil-kecilan untuk istrinya. "Supaya dia tidak usah kerja cuci pakaian orang lagi."

Tapi yang paling ditakutkan Pak Tono adalah perubahan sikap. "Saya tetap akan jualan rokok seperti biasa. Uang ini tidak akan mengubah siapa saya," tegasnya. Bahkan hari itu, setelah dari warung kopi, ia langsung membuka lapak seperti biasa.

Pelajaran dari Seorang Penjual Rokok

Kisah Pak Tono mengajarkan banyak hal pada para pelanggan warung kopi. Seorang dosen yang kebetulan lewat ikut mendengarkan dan berkomentar, "Ini pelajaran hidup yang tidak diajarkan di kampus." Yang lain menambahkan, "Kejujuran dan kesabaran memang selalu berbuah manis."

Pak Tono sendiri punya filosofi sederhana. "Saya percaya rezeki itu seperti pelanggan—datangnya tidak bisa dipaksa, tapi harus disambut dengan senyuman." Selama 15 tahun jualan rokok, ia tak pernah menipu atau menaikkan harga seenaknya. "Bahkan pada mahasiswa yang sering ngutang, saya tetap sabar."

Mungkin itulah yang membuat para langganan warung kopi begitu happy mendengar kabar baiknya. Mereka tidak hanya melihat angka 77 juta, tapi melihat perjuangan 15 tahun yang akhirnya berbuah manis.

Fortune yang Membawa Berkah

Sejak cerita itu tersebar, lapak rokok Pak Tono ramai oleh orang yang ingin sekadar menyapa atau mendengar cerita langsung. "Bukan mau beli rokok, tapi mau ketularan hoki," canda seorang pelanggan. Pak Tono menyambut semua dengan lapang dada, tetap menjual rokok dengan harga normal, dan tetap memberikan korek api gratis seperti biasa.

Yang tak kalah menarik, ia mulai mengajari beberapa pemuda di sekitar tempatnya berjualan tentang pentingnya mengelola uang dengan bijak. "Uang banyak bisa jadi berkah atau musibah, tergantung bagaimana kita mengelolanya," nasihatnya.

Dan di warung kopi Mbok Darmi, cerita Pak Tono telah menjadi legenda urban baru. Setiap kali ada yang mengeluh tentang hidup, selalu ada yang berkata, "Ingat cerita Pak Tono. Selama masih ada scatter hitam, masih ada harapan."