IAIDDINews. 15 Oktober 2024
Institut Agama Islam DDI Polewali Mandar (IAI DDI Polman) kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan dengan menjadi tuan rumah pelaksanaan Diskusi Kampus bertema “Perlindungan dan Pemulihan Ekosistem Berbasis Rakyat.” Kegiatan yang diselenggarakan oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Polman bekerjasama dengan Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perencanaan (Balitbangren) Kabupaten Polewali Mandar ini dilaksanakan pada hari Selasa 15 Oktober 2024, bertempat di Aula Kampus IAI DDI Polman.
Acara diskusi ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk mahasiswa, akademisi, aktivis lingkungan, serta perwakilan masyarakat. Diskusi ini bertujuan untuk membahas berbagai isu terkait degradasi lingkungan yang semakin mengkhawatirkan, terutama di wilayah Polewali Mandar, serta langkah-langkah strategis untuk melindungi dan memulihkan ekosistem dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal.
Dalam sambutannya, Rektor IAI DDI Polman, Prof. Dr. H. Anwar Sewang, M.Ag, menyampaikan bahwa kampusnya mendukung penuh segala bentuk inisiatif yang bertujuan untuk menjaga kelestarian alam dan berkontribusi dalam upaya perlindungan lingkungan. “Sebagai institusi pendidikan, kami memiliki peran penting dalam mendidik dan mendorong generasi muda untuk menjadi garda terdepan dalam pelestarian lingkungan. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan seperti ini sangat penting sebagai bentuk pembelajaran di luar kelas dan kesadaran akan pentingnya lingkungan yang sehat,” ungkapnya.
Diskusi ini menghadirkan beberapa pembicara dari WALHI, Balitbangren Polman, dan akademisi lingkungan, yang membahas tentang pendekatan berbasis rakyat dalam melindungi ekosistem, seperti rehabilitasi hutan, konservasi daerah pesisir, hingga pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Peserta diskusi sangat antusias memberikan pandangan dan berbagi pengalaman terkait peran masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup.
Perwakilan dari WALHI Polman, Abd. Hakim, menegaskan bahwa masyarakat lokal harus diberdayakan sebagai aktor utama dalam pemulihan lingkungan, sebab mereka adalah pihak yang paling terdampak oleh kerusakan alam. “Perlindungan ekosistem tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah atau lembaga, tetapi harus melibatkan masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan tersebut. Oleh karena itu, pendekatan berbasis rakyat menjadi kunci utama keberhasilan perlindungan lingkungan.”
Di akhir diskusi, semua pihak sepakat untuk terus memperkuat kolaborasi antara lembaga akademik, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya bersama untuk melindungi ekosistem di Polewali Mandar. Mahasiswa IAI DDI Polman juga diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam memperjuangkan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Diskusi ini merupakan langkah awal yang diharapkan dapat mendorong tindakan nyata dalam memulihkan dan menjaga ekosistem alam Polewali Mandar untuk generasi mendatang.